Selasa, 22 Maret 2016

Netizen Gathering MPR RI di Yogyakarta




Seperti sebuah paribasan (peribahasa) Jawa yang mengatakan cebol gayuh lintang yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “orang bertubuh pendek atau cebol berusaha meraih bintang,” yang artinya orang biasa yang memiliki impian dan berusaha meraihnya namun sangat mustahil dapat tercapai.

Akan tetapi, bagi saya peribahasa tersebut tidak berarti lagi jika lintang iku wis ning ngarep mripatmu atau impian tersebut sudah di depan mata dan tinggal di raih saja. Betul ga? hehehe. Iya,  bintangnya itu udah di depan mata, dan orang biasa ternyata ga salah punya mimpi karena akhirnya mimpinya terealisasi juga. 


Itu yang terjadi pada saya tanggal 18-19 Maret 2016 dalam acara “Netizens Jogja Ngobrol bareng MPR RI” di Eastparc Hotel Yogyakarta. Bertemu dengan pejabat tinggi negara berdiskusi yang sebelumnya hanya bisa lihat di layar kaca tapi akhirnya dapat duduk bersama, diskusi bersama dan ber-selfie-ria pula serta yang paling penting bisa nginep di hotel bintang lima bro. #oops hehehe





Sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa menjadi bagian dalam acara tersebut bahkan menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya, karena baru pertama kali saya mengikuti acara penting  langsung dengan MPR RI pula.


Saya yang dari Bumi Intanpari (Kab. Karanganyar), mendaftarkan diri sebagai peserta H-1 Minggu sebelum acara Ngobrol bareng MPR RI terlaksana. Setelah saya mendaftar dan mengkonfirmasi atas kehadiran saya dalam acara itu, saya telah memprediksikan tersebut, paling mbahas sosialisasi 4 Pilr. Eh, dan ternyata benar.


Acara yang mengundang kurang lebih 150 netizens ini adalah sebuah metode yang dilakukan MPR RI yang bekerjasama dengan Komunitas Blogger Jogja (KBJ) agar terlaksana misinya. Apa misinya? Yaitu, tersosialisasikannya 4 Pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga tercapainya kepribadian rakyat Indonesia yang Nasionalis dan Pancasilais dalam berbangsa dan bernegara.


Acara “Netizens Jogja Ngobrol bareng MPR RI” di hari pertama diawali dengan berdiskusi selama 2 jam dari jam 14.00 - 16.00 WIB bersama Bapak Ketua MPR RI,  Dr. (H.C.) Zulkifl Hasan, S.E., M.M. dengan moderator Bapak Sekretaris Jenderal MPR RI  Ma’ruf Cahyono, S.H. M.H..


Sesi pertama tersebut dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indoneaia Raya bersama-sama. Waktu bernyayi dengan berdiri tegap saya rasakan seperti berada di Senayan, seperti ada di dalam rapat ataupun acara sidang MPR RI karena di depan ada pimpinan MPR RI.#hehehe


Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Bersama.


back to topic



Latar belakang terlaksananya kegiatan ini adalah berawal dari rasa keprihatinan yang timbul  terutama di tubuh Lembaga MPR RI menyikapi isu-isu yang berkembang di negara ini pasca-reformasi tahun 1998 yang semakin keluar dari etika Pancasila. Dan MPR RI berusaha untuk mensosialisasikan lagi apa itu 4 Pilar MPR RI.

Demokrasi yang terbentuk setelah masa orde baru malah semakin tidak terarah bahkan cenderung kebablasan. Mengapa? Karena kebebasan tersebut semakin disalah artikan dan gunakan sewenang-wenang bahkan sampai keluar garis tatanan. Tak peduli etika, norma dan  hukum juga di tabrak.
Salah satu keprihatinan beliau saat itu ialah mendegar berita  pada pagi hari (18/3/2016) bahwa salah satu artis yang terkenal dengan "goyang bebek" menghina atau merendahkan (apa lagi kata yang bagus) mempermainkan sila-sila yang terdapat pada Lambang Negara Indonesia.


Pancasila merupakan pandangan yang dikemukakan oleh Presiden Soekarno ketika sidang BPUPKI 1 Juni 1945 yang merupakan hasil dari perjuangan beliau merumuskan Dasar Negara Indonesia dengan mempertimbangkan keheterogenitasan Indonesia. Dan di sampaikan pula di sidang PBB tahun 1960-an  oleh presiden pertama kita bahwa Indonesia tidak ikut ideologi Blog Barat maupun Blog Timur karena Indonesia memiliki ideologi sendiri, Pancasila.


"Jati diri kita adalah cinta kasih, kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah mufakat itulah Pancasila," ujar beliau.

Negara kita terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku dan bahasa, tidak bisa kita berpandangan seperti negara-negara lain yang konstitusi ketatanegaraannya didasarkan pada persamaan agama, suku, ras, maupun budaya setiap warganya. Maka dari itu kita berbeda dan perbedaan itulah yang membuat kita satu.




Selain membahas tentang 4 Pilar MPR RI, beliau juga membahas mengenai pentingnya jika kita punya rumusan GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) lagi. Maka dari itu beliau dan MPR RI berusaha menyerap sebanyak-banyaknya aspirasi dari masyarakat. Jika dianggap perlu, maka MPR RI akan merumuskan GBHN sebagai acuan dasar  Pembangunan Indonesia.

Di akhir sesi beliau berujar, bahwa seharusnya tidak ada lagi proyek-proyek yang dilakukan oleh pejabat negara ataupun mengambil keuntungan pribadi atas kekayaan negara. Sebagai kepala pemerintahan atau pejabat yang dipilih oleh rakyat maka misi yang harus dibawa adalah melayani untuk mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat.

Sesi pertama ditutup dengan foto bersama dan ber-selfie-ria peserta dengan Pak Zulkifli Hasan dan Pak Ma'ruf Cahyono. Tak berlangsung lama, karena beliau Bang Zul terburu-buru untuk ke Airport.


Photo by JogjaUpdate

This entry was posted in

6 komentar:

  1. Seru ya acaranya ... smoga bisa ngumpul lagi.

    BalasHapus
  2. Iya pak, seru banget, bagi newbie spt sy ini, itu event yg besar hehe

    BalasHapus
  3. Semoga ada kegiatan lagi ya, supaya kita makin ter edukasi

    BalasHapus
  4. Semoga ada kegiatan lagi ya, supaya kita makin ter edukasi

    BalasHapus