Seperti sebuah paribasan (peribahasa) Jawa yang mengatakan cebol gayuh lintang yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “orang bertubuh pendek atau cebol berusaha meraih bintang,” yang artinya orang biasa yang memiliki impian dan berusaha meraihnya namun sangat mustahil dapat tercapai.
Akan tetapi, bagi saya peribahasa
tersebut tidak berarti lagi jika lintang
iku wis ning ngarep mripatmu atau
impian tersebut sudah di depan mata dan tinggal di raih saja. Betul ga? hehehe.
Iya, bintangnya itu udah di depan mata,
dan orang biasa ternyata ga salah punya mimpi karena akhirnya mimpinya
terealisasi juga.
Itu yang terjadi pada saya tanggal
18-19 Maret 2016 dalam acara “Netizens Jogja Ngobrol bareng MPR RI” di Eastparc
Hotel Yogyakarta. Bertemu dengan pejabat tinggi negara berdiskusi yang
sebelumnya hanya bisa lihat di layar kaca tapi akhirnya dapat duduk bersama,
diskusi bersama dan ber-selfie-ria
pula serta yang paling penting bisa nginep di hotel bintang lima bro. #oops
hehehe
Sungguh merupakan pengalaman yang
luar biasa menjadi bagian dalam acara tersebut bahkan menjadi kebanggaan
tersendiri bagi saya, karena baru pertama kali saya mengikuti acara
penting langsung dengan MPR RI pula.
Saya yang dari Bumi Intanpari (Kab.
Karanganyar), mendaftarkan diri sebagai peserta H-1 Minggu sebelum acara
Ngobrol bareng MPR RI terlaksana. Setelah saya mendaftar dan mengkonfirmasi
atas kehadiran saya dalam acara itu, saya telah memprediksikan tersebut, paling mbahas sosialisasi 4 Pilr. Eh,
dan ternyata benar.
Acara yang mengundang kurang lebih
150 netizens ini adalah sebuah metode yang dilakukan MPR RI yang bekerjasama
dengan Komunitas Blogger Jogja (KBJ) agar terlaksana misinya. Apa misinya?
Yaitu, tersosialisasikannya 4 Pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka
Tunggal Ika kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga tercapainya kepribadian
rakyat Indonesia yang Nasionalis dan Pancasilais dalam berbangsa dan bernegara.
Acara “Netizens Jogja Ngobrol bareng
MPR RI” di hari pertama diawali dengan berdiskusi selama 2 jam dari jam 14.00 -
16.00 WIB bersama Bapak Ketua MPR RI, Dr. (H.C.) Zulkifl Hasan, S.E., M.M.
dengan moderator Bapak Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono, S.H. M.H..
Sesi pertama tersebut dibuka dengan
menyanyikan Lagu Kebangsaan Indoneaia Raya bersama-sama. Waktu bernyayi dengan
berdiri tegap saya rasakan seperti berada di Senayan, seperti ada di dalam
rapat ataupun acara sidang MPR RI karena di depan ada pimpinan MPR RI.#hehehe
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Bersama. |
back to topic
Latar belakang terlaksananya kegiatan
ini adalah berawal dari rasa keprihatinan yang timbul terutama di tubuh Lembaga MPR RI menyikapi
isu-isu yang berkembang di negara ini pasca-reformasi tahun 1998 yang semakin
keluar dari etika Pancasila. Dan MPR RI berusaha untuk mensosialisasikan lagi
apa itu 4 Pilar MPR RI.
Demokrasi yang terbentuk setelah masa
orde baru malah semakin tidak terarah bahkan cenderung kebablasan. Mengapa?
Karena kebebasan tersebut semakin disalah artikan dan gunakan sewenang-wenang
bahkan sampai keluar garis tatanan. Tak peduli etika, norma dan hukum juga di tabrak.
Salah satu keprihatinan beliau saat itu
ialah mendegar berita pada pagi hari
(18/3/2016) bahwa salah satu artis yang terkenal dengan "goyang
bebek" menghina atau merendahkan (apa lagi kata yang bagus) mempermainkan
sila-sila yang terdapat pada Lambang Negara Indonesia.
Pancasila merupakan pandangan yang
dikemukakan oleh Presiden Soekarno ketika sidang BPUPKI 1 Juni 1945 yang
merupakan hasil dari perjuangan beliau merumuskan Dasar Negara Indonesia dengan
mempertimbangkan keheterogenitasan Indonesia. Dan di sampaikan pula di sidang
PBB tahun 1960-an oleh presiden pertama
kita bahwa Indonesia tidak ikut ideologi Blog Barat maupun Blog Timur karena
Indonesia memiliki ideologi sendiri, Pancasila.
"Jati diri kita adalah cinta kasih,
kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah mufakat itulah Pancasila," ujar
beliau.
Negara kita terdiri dari ribuan pulau,
ratusan suku dan bahasa, tidak bisa kita berpandangan seperti negara-negara
lain yang konstitusi ketatanegaraannya didasarkan pada persamaan agama, suku,
ras, maupun budaya setiap warganya. Maka dari itu kita berbeda dan perbedaan
itulah yang membuat kita satu.
Selain membahas tentang 4 Pilar MPR RI,
beliau juga membahas mengenai pentingnya jika kita punya rumusan GBHN
(Garis-Garis Besar Haluan Negara) lagi. Maka dari itu beliau dan MPR RI
berusaha menyerap sebanyak-banyaknya aspirasi dari masyarakat. Jika dianggap
perlu, maka MPR RI akan merumuskan GBHN sebagai acuan dasar Pembangunan Indonesia.
Di akhir sesi beliau berujar, bahwa
seharusnya tidak ada lagi proyek-proyek yang dilakukan oleh pejabat negara
ataupun mengambil keuntungan pribadi atas kekayaan negara. Sebagai kepala
pemerintahan atau pejabat yang dipilih oleh rakyat maka misi yang harus dibawa
adalah melayani untuk mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat.
Sesi pertama ditutup dengan foto
bersama dan ber-selfie-ria peserta dengan Pak Zulkifli Hasan dan Pak Ma'ruf
Cahyono. Tak berlangsung lama, karena beliau Bang Zul terburu-buru untuk ke Airport.
Photo by JogjaUpdate |
Seru ya acaranya ... smoga bisa ngumpul lagi.
BalasHapusIya pak, seru banget, bagi newbie spt sy ini, itu event yg besar hehe
BalasHapusSemoga ada kegiatan lagi ya, supaya kita makin ter edukasi
BalasHapusSemoga ada kegiatan lagi ya, supaya kita makin ter edukasi
BalasHapusYaak, tul (y) teredukasi
HapusYaak, tul (y) teredukasi
Hapus